Jumat, 08 November 2013

Cincauisasi lahan pertanian


Janggelan atau cincau hitam muasalnya berasal dari Asia. Tanaman janggelan ini menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina sampai ke negara di Indonesia. Janggelan dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75 – 2300 m di atas permukaan laut. Dengan bahasa latin Mesona palustris BL, janggelan yang masih termasuk dalam famili Labiate disebut oleh orang Indonesia atau orang perkotaan sebagai cincau hitam. Dengan ciri yang khas dari tanaman janggelan yaitu berbatang kecil dan ramping, dan pada ujung batang tumbuh batang kecil, ada yang tumbuh batangnya menjalar ke tanah dan ada pula batang yang tumbuh tegak. Janggelan berbentuk daun yang lonjong, berujung runcing. Bunga tanaman janggelan sangat mirip dengan daun kemangi yang memiliki warna merah muda atau putih keunguan. Daun dan batang dari janggelan inilah yang menghasilkan getah hijau kehitaman. Dengan adanya getah hijau kehitaman ini, janggelan dikenal sebagai cincau hitamKata cincau sendiri  berasal dari dialek Hokkian sienchau (xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Arti dari cincau menurut bahasa asalnya adalah nama tumbuhan (Mesona sp) yang notabene menjadi bahan utama pembuatan jeli untuk minuman/sirup.Nama Lokal dari tanaman ini adalah Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Tarawulu, Kepleng (Jawa); Camcauh, dan Tahulu (Sunda). Ehehehhh kali ini saya tidak akan menerangkan sejarah tentang cincau secara  panjang lebar tapi saya akan bercerita tentang cincauisasi yang mulai melanda desa saya berikut laporannya...


Kamis, 10 Oktober 2013

Ceritaku Pagi Tadi



Jam menunjuk pukul 06.00, aku masih terjaga dengan secangkir kopi di sudut dipan yang reot  lapuk termakan rayap. Ku ikat tali sepatuku bersiap menuju sekolah nun jauh di seberang kecamatan yah kecamatan Rembang, tempat lahirnya sang gerilyawan sang Jenderal yang gagah bernama Soedirman. 

Aku adalah seorang siswi SMK kelas 12 yang sebentar lagi akan menempuh Ujian Nasional. Rumahku berada di bawah bukit gunung Cilik,  grumbul Seliling di utara ujung  desa Tunjungmuli. Dimana di balik bukit tempatku tinggal berbatasan langsung dengan kabupaten Pemalang.

jalan menuju rumahku
Seperti pagi biasanya aku turun gunung menempuh jarak 3 KM  menuju balai desa Tunjungmuli tempat dimana aku biasa menumpang  Angkudes menuju sekolah. Kali ini aku memilih jalan alternatif yaitu jalan galengan sawah di grumbul Tobong dan harus menyeberang sungai Muli, aku memilih jalan ini untuk menyingkat waktu perjalanan, biasanya aku lewat jalan raya Grugak-Dukuh Gunung jalan yang lebih mirip sungai kekeringan karena aspal tak lagi tampak yang tampak hanyalah bongkahan-bongkahan batu dan hamparan krikil, seingatku jalan ini di aspal tahun 2004an saat aku masih kelas 4 SD. Desaku Tunjungmuli adalah desa dengan jalan Raya paling buruk se Kabupaten Purbalingga bahkan mungkin Se-Banyumas Raya, entahlah barangkali tak ada jatah uang pembangunan infrastruktur  bagi desa kami.

Aku mempercepat langkah kulihat jam di lengan kiriku menunjuk pukul 06.23 artinya 7 menit lagi Angkudes milik pak Waskitho segera meluncur menuju karangmoncol, aku gugup.Beruntung sampai balai desa tepat pukul 06.30 dan pak Waskitho masih menungguku dengan setia. Takan kulupakan jasanya selama hidupku, tanpa beliau aku tak bisa berangkat sekolah tepat waktu.

Sesampainya di balai desa aku segera masuk ke Angkudes kemudian Pak Waskitho segera menstarter mobilnya dan cuurrr....meluncur dengan cepat kilat sampai tak terasa aku telah sampai di depan SMPN 2 karangmoncol dan bersiap turun berganti Angkudes Akbar ( Angkutan Bobotsari- Rembang). 

Aku duduk bersama teman-teman satu SMK di emperan toko menunggu Angkudes Akbar, disana aku melihat seorang ibu yang tengah menggelar tikar lengkap dengan seperangkat timbangan bebek, kusempatkan waktu bertanya pada ibu itu untuk apakah ia menggelar tikar di pinggir jalan seperti itu dengan timbangan bebek ,tanpa barang dagangan pula. 

Ia menjawab hendak membeli raskin dari para warga penerima Raskin yang enggan memakan beras jatah bulanan dari pemerintah itu, alasannya karena beras Raskin rasanya tidak enak dan tak layak konsumsi. aku terdiam dan berpikir kalau begitu sia-sialah usaha pemerintah memprogramkan Raskin bagi masyarakat miskin karena masyarakat sendiri enggan mengkonsumsinya.

Angkudes Akbar yang kutunggu melintas kemudian berhenti persis di depanku, aku masuk kedalamnya dengan tergopoh-gopoh karena mobil angkutan umum ini ramai,sesak penuh dengan barang dagangan dan penumpang pasar Manis yang akan berdagang. Bau bawang, gorengan, serta parfum murahan yang dipakai para penumpang yang mayoritas pedagang  menambah pengap suasana angkudes pagi itu. kubuka jendela kaca mobil untuk mencari udara segar.

Arrghh.... Kanan kiri kulihat penuh dengan gambar para penjual songkok dan kumis alias gambar para caleg berbagai macam partai, bukan satu dua orang gambar yang kutemui tapi belasan. Kembali aku berpikir sepertinya semua orang berambisi ingin jadi pemimpin, kalau demikian adanya siapakah yang mau di pimpin?

ahhh....sudahlah aku hanya bocah ingusan siswi SMK tau apa aku tentang kekuasaan dan penguasa? dalam pikiranku yang lain menyalahkan pikiranku. 


Angkudes dengan segala macam penumpangnya melaju kencang, sampailah aku dipertigaan desa Tajug ku tengok jendela mobil kembali mencari udara segar aku melihat seorang ibu tengah mendorong kursi roda yang diduduki oleh seorang bocah yang cacat pada kedua kakinya,iya...bocah berseragam Pramuka SD itu barangkali adalah anaknya, pemandangan seperti ini membuatku tersadar bahwa kasih ibu memang benar sepanjang masa, aku teringat ibuku di rumah pagi tadi lupa mencium tangannya karena kesiangan...huffttt inilah ceritaku pagi tadi, apa ceritamu hari ini kawan? ok...aku telah sampai di sekolah, terimakasih bapak sopir terimakasih ibu pembeli raskin, terimaksih bapak dan ibu caleg terimakasih ibu pendorong kursi roda terimakasih semuanya....karena kalian semuanya aku bisa bercerita. (misya)

Sabtu, 06 Juli 2013

Pesona Curug Aul

Libur telah tiba,libur telah tiba
Hore,Hore,Hore
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh kesahmu
Libur telah tiba,libur telah tiba Hatiku gembira!


Yayaya yeyeye liburan cihuuuyyy……yeapz syair lagu libur telah tiba yang di populerkan oleh si penyanyi cilik Tasya Kamila ini memang asyik buat dinyanyikan sambil jalan-jalan mengisi liburan…Ehh ya gimana teman-teman liburan kalian senang gak? Jalan-jalan kemana aja nih?heheee….kalo meisya gak kemana-mana sobt lagi banyak kerjaan neh ( sok sibuk)…oh iya meisya punya tempat yang asyik buat kalian berlibur lho neh meisya kasih tau yaaaa buat kalian semua yang suka liburan ke tempat yang gak rame alias sepi silahkan datang aja ke curug Aul lokasinya di Desa Tanalum kecamatan Rembang kira 2 KM dari balai desa Tanalum Kecamatan Rembang Purbalingga…. 

Buat kalian yang suka berwisata ke alam terbuka curug aul adalah tempat yang asyik untuk dikunjungi, Air terjun menjulang tinggi, sejuk dan alami mampu melepas penat setelah menjalani rutinitas sekolah, gratis tiket masuk,yang paling penting bawa bensin cadangan dan bekal makanan yang cukup karena di lokasi curug aul belum ada pom bensin apalagi restaurant hehehhhh ini ciuuusss lhooo.........



Rabu, 26 Juni 2013

Bermain bersama kerbau

Whuaaa....hari gini masih ngelus-ngelus kebo? mungkin teman-temanku heran kenapa aku masih suka ngelus-ngelus kebo gak ngelus-ngelus hape touch screen atau yang lainnya yang layak di elus-elus ups... :D,,,heheee aku punya cerita neh berkaitan dengan dunia kebo mengebo di desaku.

Hari libur adalah hari yang teramat sangat menjenuhkan di desaku mengapa? iyaa...hari libur aku gak punya kegiatan apa-apa selain tidur ngebo seharian, mau buka facebook,twitter,nulis di blog,browsing tuh susahnyaaa......yah maklum desaku adalah desa yang miskin sinyal internet, jalanan rusak,jauh dari peradaban sihh dan yang paling unik di desaku adalah hujannya per RT hehehhh... ini baru sekilas profil desaku desa Tunjungmuli. Ehh kembali ke kebo mengebo neh...Dulu di desaku kerbau di manfaatkan para petani untuk membajak sawah mereka, sekarang keberadaan kerbau-kerbau ini tergantikan oleh mesin traktor akibatnya banyak pemilik kerbau yang berprofesi sebagai pembajak sawah secara tradisional kehilangan pekerjaan mereka dan menganggur. Kerbau-kerbau ini dibiarkan menganggur di kandangnya menunggu hari raya kurban di jual di pasar hewan. Sebelum ajal menjemput kerbau-kerbau ini di hari raya kurban kuajak main-main kerbau ini,,,yahh untuk sekedar menghibur diri karena gak bisa online. Hidup sebagai anak desa mainannya yah nunggang kebo, main layang-layang, mancing di sungai. beda sama orang kota yang tiap hari kudu bersemuka dengan yang namanya internet. Asyiknyaaaaa bermain bersama kebo,,,ini ciuuss lho..

Kamis, 20 Juni 2013

lawuh boled

LAWUH BOLED


SCENE 1
INT. DAPUR-PAGI
CAST. SUTIMAH

(Opening)
Sutimah menyeduh teh menuang air mendidih  dari panci menggunakan gayung kedalam poci,dapur tampak ngebul khas dapur desa dengan pawon  menyala

SCENE 2
INT. RUANG MAKAN-PAGI
CAST. SUTIMAH,AMIN

 Amin keluar kamar berseragam SMP duduk di kursi meja makan kemudian membuka tudung saji. Ia kecewa karena didalamnya berisi ubi rebus,Sutimah keluar membawa poci,Amin mengunyah ubi sarapan paginya dengan wajah muram namun sempat melirik kearah ibunya penuh haru

SUTIMAH
Min dina kiye biyunge ora liwet,berase entong.Mengko ngawan nembe arep marani beras jatah nang Balai Desa,ko sarap godogan boled disit ya..( sambil menuang teh kedalam gelas)

AMIN
(Mengangguk)
 Iya yung…(mengambil sepotong ubi rebus dan memakannya)

SCENE 3
EXT. JALAN DESA-PAGI
CAST.SUTIMAH,3 ORANG PETANI,2 ORANG IBU KE PASAR

Suasana pagi,Sutimah berjalan menuju rumah pak RT menyusuri jalan desa berbatu,berpapasan dengan 3 orang petani dan kemudian ketemu dengan 2 ibu yang akan kepasar

SUTIMAH
Gasik temen mbekayu…

PETANI 1
Iya Yu mburu esuk angger ngenteni mengko ngawan mbokan udan,rika arep maring ndi kuwe nggawa gendongan mbarang?

SUTIMAH
Arep maring nggone RTne marani kupon beras jatah labas maring balai desa



PETANI 2
Ohhh…..iya nganah nyong tah mengko ngawan marani beras jatahe.kiye arep gombrang galeng disit.

SUTIMAH
(Melanjutkan perjalanan berpapasan dengan ibu-ibu yang akan kepasar)
Mpasar Yu….

IBU 1
Ya kyeehh lha rika arep maring ndi kuwe?

SUTIMAH
Arep maring gone RTne njukut kupon beras jatah

IBU 2
Gasik temen Yuuu…

SUTIMAH
Iya kye gasik….

SCENE 4
INT. RUMAH PAK RT-PAGI
CAST. SUTIMAH, PAK RT, LASTRI

Pak RT memberikan kupon ke Lastri kemudian berpamitan. Datanglah Sutimah.

PAK RT
Nyah kiye ben marem…Esuk-esuk wis nggedor-gedor lawang umah wong…ra memper banget ( menyodorkan kupon pada bu Lastri

LASTRI
Nggih pak maturnuwun kula pareng….

SUTIMAH
Assallamualaikum….Assalamualaikum…

PAK RT
Wangalaikumsalam…anapa maning esuk-esuk wis pada teka maring ngeneh?

SUTIMAH
Anu pak badhe mendhet kupon beras jatah

PAK RT
Ohhh yaa mengko ya tek golet disit
(memilah kupon…tiba-tiba hape yang ada di sakunya berdering Pak RT segera mengangkat telepon itu)
Wangalaikumsalam Yon ko waras bae nang Jakarta? Nyong ndeleng berita ning Tv Jakarta blabur nyong khawatir banget..Putuku wadon warni agi apa? Sehat mbok? Arep bali kapan Yon? Haaaaa………..haaaaaa…….Iya Yon dongakna bae nyong wulan kiye ana rejeki teyeng tilik ko maring Jakarta,kangen karo Putuku wadon warni …haaaaahhaaaaa

SCENE 5
INT. RUMAH PAK RT-PAGI
CAST. SUTIMAH, PAK RT

SUTIMAH
(Masih dalam posisi berdiri mematung merasa gelisah menunggu Pak RT selesai bertelepon dan mengambilkannya kupon)

PAK RT
Hahaaaa…..haaaaa Yono anaku lanang jeeeennnnn tek uri-uri sing mbarang cilik siki uripe wis mukti bapane kepengin munggah kaji Yon…hahaaaaaa

SUTIMAH
(Gelisah menghentak-hentakan kaki supaya Pak RT memperhatikannya yang sedari tadi menunggu diambilkan kupon)

PAK RT
Kiye kaki bau arep adol tanah..Jen murah kon 50 juta ko gelem mbayar ora?

SUTIMAH
(Menghampiri pak RT)
 Pak pangapuntene nggih…
(belum sempat melanjutkan kata-katanya sudah di cegat pak RT)

PAK RT
Sedela Yu…

SUTIMAH
(Kembali harus menunggu Ia tampak pegal ia duduk di lantai.Jam menunjukan pukul 09.15 artinya sudah hampir 2 jam ia menunggu,sementara Pak RT masih bertelepon ria)

PAK RT
(Menengok kearah Sutimah)

SUTIMAH
Pak sampun?

PAK RT
Mengko Yuuu!!!

SUTIMAH
Nggih Pak…(Ia hampir putus asa)

SCENE 6
INT. RUMAH PAK RT-PAGI
CAST. SUTIMAH, PAK RT

PAK RT
Yuu…

SUTIMAH
Dalem pak..

PAK RT
(kepada Sutimah)
 Jajal kupone digolet dewek bae…kae nang tumpukan lor!!!
 (kepada Yono di telepon)
Iya angger ko gelem mbayar tek persekoti disit 5 juta,eman-eman Yon tanah murah

SUTIMAH
Pak kula mboten saged maos,kula buta hurup..mangke salah pripun?

PAK RT
Rika nggolet bae aran kupon sing hurup pertamane S.Su-ti-mah…

SUTIMAH
Pangapuntene nggih pak sepindah malih kula niki buta hurup,mboten saged maos,mboten ngertos huruf S ingkang kados pundi

PAK RT
(Ekspresi gemas)
Mbekayu Timah…kiye mageh rika mancer mrene!!! Huruf S kuwe sing kaya kiye mengkeluuuungggg seeeettttt
(memperagakan dengan jari model huruf S)

SUTIMAH
(Mengangguk segera mencari kupon berawalan  huruf S sesuai petunjuk pak RT,.Sutimah kaget ia menjumpai 5 nama berawalan huruf S)
Pak..pak..Niki dengen wonten gangsal kupon ingkang sami? sami-sami hurup S naminipun…lajeng pundi nggih sing namine kula?

PAK RT
Rika kawit mau gujih bae…mbok aja rebyeg mbekayu!!! Angger ana lima ya rika milih siji..gampang-gampang koh!

SUTIMAH
(Mengambil salah satu kupon itu kemudian berpamitan,Ia senang karena telah mendapatkan kupon)





SCENE 7
INT.BALAI DESA-SIANG
CAST.SUTIMAH,PETUGAS,WARGA

Sutimah mengantre Raskin di balai desa di urutan ke 4,urutan pertama lancar mendapatkan raskin,

PETUGAS
Rameja…
(seorang bernama rameja maju menyodorkan kupon kemudian menerima beras setelah di cocokan dengan data yang ada di buku besar)
Minah….
(Petugas memanggil Minah,Minah tidak membawa kupon karena hilang kemudian adu mulut dengan petugas)

MINAH
 Pangampurane ya  mbak kupone nyong ilang…wis tek goleti maring ndi ora tapi ra ketemu

PETUGAS
Ya pangampurane bu Minah aku ra bisa aweh berase wong ora nana bukti kupone sih,mengko malah jebule anu rika nglomboni

MINAH
Ya ora bisa kaya kuwe mbak…ora nana kupone tapikan kudune nang buku gedhe ana daftarane sih deneng ora olih kepriwe?
(Minah diamankan mundur dari antrean.tiba giliran pengantre no 3 acara pemindahtanganan beras miskin lancar.Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh Sutimah Si Janda miskin Ia sudah ancang-ancang menggendong si beras jatah)

PETUGAS
Bu mundur disit yaaa….
(Minah mundur)
SCENE 8
INT.BALAI DESA-SIANG
CAST.SUTIMAH,PETUGAS,WARGA

SUTIMAH
Menyodorkan kupon

PETUGAS
Ibune jenenge sapa ya?

SUTIMAH
Sutimah…

PETUGAS
(meneliti kupon dan bingung)
Pangampurane sepisan maning sapa ya?

SUTIMAH
Inyong Sutimah mbak!!( Lantang)

PETUGAS
 Bu Sutimah inyong ora teyeng aweh jatah raskine mergane kupone rika kuwe salah nang kono kuwe catatane Sonah udu Sutimah,,
(Sutimah teringat kebrengsekan Pak RT ia segera mundur dari antrean…wajahnya menyimpan kekecewaan mendalam,air matanya meleleh…Ia menyekanya dengan kain gendongan,langkahnya tak terlihat lagi diantara kerumunan orang-orang itu..)

SCENE 9
INT.RUANG MAKAN-SIANG
CAST.AMIN
Amin membuka tudung saji masih berisi sisa ubi rebus tadi pagi (closing)


Bulan Penghabisan

Juli... Bulan penghabisan Waktunya keluar dari zona nyaman Kembali mengembara Mengejar cita Mengolah pikir Memelihara sadar Memanusiakan di...