Jumat, 08 November 2013

Cincauisasi lahan pertanian


Janggelan atau cincau hitam muasalnya berasal dari Asia. Tanaman janggelan ini menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina sampai ke negara di Indonesia. Janggelan dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75 – 2300 m di atas permukaan laut. Dengan bahasa latin Mesona palustris BL, janggelan yang masih termasuk dalam famili Labiate disebut oleh orang Indonesia atau orang perkotaan sebagai cincau hitam. Dengan ciri yang khas dari tanaman janggelan yaitu berbatang kecil dan ramping, dan pada ujung batang tumbuh batang kecil, ada yang tumbuh batangnya menjalar ke tanah dan ada pula batang yang tumbuh tegak. Janggelan berbentuk daun yang lonjong, berujung runcing. Bunga tanaman janggelan sangat mirip dengan daun kemangi yang memiliki warna merah muda atau putih keunguan. Daun dan batang dari janggelan inilah yang menghasilkan getah hijau kehitaman. Dengan adanya getah hijau kehitaman ini, janggelan dikenal sebagai cincau hitamKata cincau sendiri  berasal dari dialek Hokkian sienchau (xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Arti dari cincau menurut bahasa asalnya adalah nama tumbuhan (Mesona sp) yang notabene menjadi bahan utama pembuatan jeli untuk minuman/sirup.Nama Lokal dari tanaman ini adalah Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Tarawulu, Kepleng (Jawa); Camcauh, dan Tahulu (Sunda). Ehehehhh kali ini saya tidak akan menerangkan sejarah tentang cincau secara  panjang lebar tapi saya akan bercerita tentang cincauisasi yang mulai melanda desa saya berikut laporannya...



Warga Desa Tunjungmuli kecamatan Karangmoncol Purbalingga berbondong-bondong menanam pohon cincau hitam ( Janggelan). Musim Hujan beberapa hari ini digunakan oleh  para petani cincau menanam bibit di ladang dan areal persawahan. Saat ini Warga lebih tertarik menanam cincau di sawah mereka daripada menanam Padi. Alasannya sederhana karena cincau harganya jauh lebih mahal daripada beras, harga 1 kg cincau kering mencapai 11000 -12000 Rupiah sementara beras hanya 7000-8000 Rupiah. Dengan demikian menanam cincau jauh lebih menjanjikan.  Sementara untuk cincau basah atau bibit 1 kg dihargai 5000 Rupiah. Marno salah seorang  juragan cincau mengatakan “ sebentar lagi Tunjungmuli akan menjadi lautan cincau, jika semua orang menanam cincau  bisa-bisa harga cincau jatuh dipasaran saking banyaknya”. Hal ini juga mengakibatkan mahalnya harga beras karena sawah-sawah disulap menjadi lahan cincau tak ada lagi petani padi. Harga cincau melambung tinggi semua orang menanam cincau semua tanaman di ladang seperti kapulaga, tumpangsari dan kopi dibabat habis,  ladangnya beralih menjadi ladang  cincau. Pun sama dengan tahun-tahun sebelumnya mereka menyulap lahan mereka untuk menanam pohon nilam, karena  harga nilam tinggi, harga nilam jatuh kemudian  harga kapulaga naik tinggi ladang kembali disulap menjadi ladang kapulaga. Harga kapulaga jatuh lagi lahan mereka di sulap lagi menjadi lahan cincau, begitu seterusnya.  Jerih payah mereka tak berbuah apapun. Musim panen cincau besar-besaran membuat harga rendah. Semua orang bermigrasi menanam cincau juga karena turunnya harga gula jawa yang menjadi salah satu mata pencaharian sehari-hari masyarakat desa Tunjungmuli. “ Kami menginginkan pelatihan pengolahan cincau di desa kami supaya kami dapat mengolahnya sendiri “ kata Saminah salah seorang warga grumbul Grugak Desa Tunjungmuli, “  Kami takut harga cincau jatuh dipasaran karena banyak yang menanam, kami berharap ada priyayi yang sudi masuk ke grumbul kami melihat tanaman kami ( Cincau)  kemudian bisa  diusahakan untuk mengadakan pelatihan pengolahan “ katanya. Dengan demikian masyarakat bisa mempunyai lapangan pekerjaan yang tetap, tak usah lagi merantau ke ibukota .Semoga dengan cincauisasi lahan pertanian membawa kemajuan yang selama ini diharapkan jalan-jalan segera di aspal. internet segera masuk desa, tak ada lagi kasus kriminalitas maling ayam, maling hape, maling segala maling....yahhh Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bulan Penghabisan

Juli... Bulan penghabisan Waktunya keluar dari zona nyaman Kembali mengembara Mengejar cita Mengolah pikir Memelihara sadar Memanusiakan di...