Selasa, 31 Maret 2015

Nagasui Pak Mahdi


Satu cup kopi instan panas yang kubeli dari warung Pak Kumis menemani soreku, aroma kopi instan yang khas  ditambah asapnya yang mengepul  pasrah dari dalam cup plastik membuat tenggorokan ingin segera meneguknya dengan harap membuat hangat tubuh ini. Seharian berada diruangan berAC membuat tubuh mengigil, sebagai seorang udik asli aku masih belum bisa bersahabat dengan angin yang keluar dari benda tersebut. Sudah sepekan ini usai perkuliahan aku menghabiskan sore bersama Wina teman sekelasku didepan studio 6, sebuah studio besar milik salah satu stasiun TV swasta itu arsitekturnya  cukup artistik dengat atap berwarna abu-abu menyerupai tenda, memiliki beberapa anak tangga pada pintu masuknya. Kami sengaja duduk di anak tangga sambil mengamati orang berlalu lalang. Ada beberapa karyawan TV bagian produksi berjalan sangat cepat dikejar deadline, ada para petugas kebersihan mengangkut tong sampah, ada para security yang berjalan lalu lalang memastikan keamanan sekitar studio, ada pula rombongan para pendukung sebuah acara ajang pencarian bakat menyanyi yang datang dari luar daerah lengkap dengan seragam dan atributnya.

Obrolanku tentang keluarga bersama  Wina menambah nikmat kopi sore, Wina menceritakan kesibukan kedua orangtuanya sehari-harinya, sementara aku menceritakan sosok almarhum Ayahku ayah terbaik sepanjang masa. Saat aku sedang asyik-asyiknya bercerita datanglah Pak Mahdi, beliau adalah seorang petugas kebersihan dengan status kontrak yang bekerja di Stasiun TV A, kami dikagetkan dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Beliau mengucapkan salam perpisahan dan ucapan maaf apabila ada salah kata selama aku mengenalnya, beliau menjabat erat tanganku dan berkata “Mbak Atun saya minta maaf apabila selama kenal mbak banyak salah, saya habis kontraknya dan tidak diperpanjang.” Aku sangat terharu mendengarnya. Kujawab “sama-sama Pak, Atun juga minta maaf sama pak Mahdi, Atun berterima kasih selama ini sudah diperhatikan dan banyak dibantu pak Mahdi”. “oiya saya titip uang ya ke Pak Ateng untuk bayar batu Nagasui tempo hari” jawabnya lagi. Sungguh aku sedih mendengarnya dalam keadaan sesulit ini beliau masih ingat hutangnya.

Pak Mahdi adalah seorang pegawai yang rajin, tepat pukul 06.00 pagi beliau sudah ada di tempat kerja, Pak Mahdi adalah sosok sederhana, ramah dan humoris sangat hormat terhadap orang-orang disekitarnya. Sebagai seorang buruh kontrak dan outsourcing  atau alih daya Pak Mahdi memiliki masa kerja kontrak yang terbatas dan sering berpindah-pindah sehingga masa kerja pun seringkali dimulai lagi dari nol. Hal ini membuat peluang karyawan untuk meningkatkan status dan karir sangat sulit.Secara umum, praktek hubungan kerja kontrak dan outsourcing cenderung eksploitatif karena dengan kewajiban pekerjaan yang sama, jam kerja yang sama, dan di tempat yang sama dengan buruh tetap, buruh kontrak dan outsourcing memperoleh hak yang berbeda dan sebagian buruh harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pekerjaan atau untuk mempertahankan pekerjaannya.

Kini tampaknya makin banyak perusahaan yang berbondong-bondong menggunakan pegawai dengan status alih daya. Dan jenis pekerjaan yang dialihdayakan biasanya berupa pekerjaan supporting semacam tenaga security, Office Boy ataupun tenaga kurir. Pertimbangannya tentu saja untuk menghemat cost atau biaya. Dengan menggunakan tenaga outsourcing, perusahaan tak lagi harus terbebani berbagai “employee benefit cost” yang kadang sangat mahal yang bisa sama besarnya dengan gaji dasar karyawan.  Misalnya, biaya kesehatan pegawai atau biaya pensiunan pegawai.Itulah mengapa pilihan untuk merekrut tenaga outsourcing merupakan salah satu pilihan yang menarik untuk melakukan efisiensi biaya tenaga kerja. Tentu saja, banyak pihak yang protes dengan situasi semacam ini. Sebagian bahkan kemudian mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melarang atau sangat membatasi kegiatan outsourcing. Sebagai pengemban amanah mensejahterakan rakyat dalam hal ini pemerintah dan DPR sudah seharusnya melakukan perbaikan-perbaikan baik dalam segi ketentuan maupun implementasi terkait sistem kerja kontrak dan outsourcing, sudahi drama politik wahai sang pemangku kebijakan! Rakyat lelah, buruh diperah!

Semoga Pak Mahdi mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik, kuterima bayaran hutang dari pak Mahdi  untuk sebutir Nagasui, namun tanpa mengurangi segala hormat kutitipkan lembaran uang ini untuk istri Pak Mahdi, semoga terbeli garam dan terasi......

Bulan Penghabisan

Juli... Bulan penghabisan Waktunya keluar dari zona nyaman Kembali mengembara Mengejar cita Mengolah pikir Memelihara sadar Memanusiakan di...