Minggu, 30 Agustus 2015

Mengintip Sukses Alumnus Broadcast


KAMPUS adalah ruang pembelajaran, kita tidak hanya mendapat ilmu akademis tetapi juga ilmu tentang kehidupan. Di ruang pembelajaran ini pula seseorang akan menemukan arah kehidupannya. Bangku kuliah merupakan kawah candradimuka untuk membentuk diri menjadi apa yang diinginkan di masa mendatang. Berbicara soal pilihan ruang belajar mari belajar bersama dua orang alumnus Akademi Televisi Indonesia/ ATVI yang telah menemukan pilihannya. Mereka meniti jalan suksesnya selepas belajar di jurusan Broadcast,andalan kampus kita tercinta.

Dwi Arini




Broadcaster Handal

Wanita kelahiran Jakarta 5 Juli 1988 ini adalah alumnus ATVI angkatan ke 4, Dwi Arini adalah potret dari salah satu alumnus terbaik yang sukses di dunia broadcast televisi. Bekerja sesuai jurusan yang dipelajari di bangku kuliah tentu sangat menyenangkan. Ilmu yang diperoleh bisa  diterapkan saat duduk di ruang kerja. Sebelumnya wanita yang hobi traveling ini bercita-cita menjadi seorang reporter. Ketertarikannya pada dunia jurnalistik membuat dia harus menolak masuk ke kampus negeri lewat jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sesuai keinginan orangtuanya. Meski demikian, dia menjatuhkan pilihannya pada kampus ATVI sebagai tempat menimba ilmu. Di bangku kuliah Dwi, karibnya dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dan pandai. Hal ini pula yang membuatnya lulus dengan predikat cumlaude.


Gayung bersambut, PT Indosiar Visual Mandiri membuka lowongan pekerjaan bagi alumnus ATVI. Kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya oleh Dwi  bersama teman-teman satu angkatan dan kakak angkatan yang berjumalah 80 orang mendaftar di Indosiar. Saat itu Indosiar membutuhkan 14 tenaga dibagian Production Assistant, Creative, Research and Development serta Talent. Setelah melalui proses pemilihan yang cukup ketat Dwi lolos beserta 13 orang temannya, Dwi mendapat jabatan sebagai Production Assistant. Mimpinya menjadi seorang reporter tak kesampaian tetapi hal ini tidak membuatnya kecewa, Dwi sangat menikmati pekerjaannya. "Bekerja di dunia broadcast adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, kita bisa bekerjasama dengan tim, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang adalah kebanggaan tersendiri" ungkapnya.


Semangat berkarya membawa Dwi Arini pada kesuksesan karirnya. Pada usia yang relatif masih muda dia dipercaya memegang jabatan sebagai Program Director di Indosiar terhitung mulai bulan Mei 2014.Dwi berharap  esok akan ada alumnus ATVI yang bisa mengikuti jejaknya berkarir di dunia broadcast seperti dirinya terpenting jangan budayakan malas.  "Buat mahasiswa ATVI jangan malas berkarya, jangan malas bertanya pada dosen, senior dan jangan malas mencoba sesuatu yang baru, untuk memperoleh sesuatu diperlukan sebuah kerja keras," pesannya.

 


Bramandika

Sukses berwirausaha di usia muda

Mempunyai nama lengkap Bramandika Syafran Sahabudin adalah alumnus Akademi Televisi Indonesia angkatan ketiga yang sukses menjadi wirausahawan muda. Berijazah broadcast televisi tidak mengharuskannya bekerja di stasiun televisi. Meski dia sangat ingin menggapai cita-citanya semasa memilih kuliah di Akademi Televisi Indonesia yang saat itu masih bernama Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Minat yang besar bekerja dibelakang panggung membuatnya memilih kampus ATVI sebagai pilihan tempat menimba ilmu dan menempa diri sebagai seorang broadcaster handal.Seperti mahasiswa pada umumnya, Bramandika harus belajar dengan rajin di kampus, tentu dengan harapan mendapatkan nilai akademis yang bagus  sehingga bisa membawanya bekerja sebagai seorang broadcaster handal  seperti cita-citanya.


Lulus pada tahun 2008 Bramandika mulai mengejar mimpinya dengan  mencoba melamar pekerjaan diberbagai stasiun televisi nasional. Namun nasib baik belum berpihak kepadanya, tak satupun stasiun televisi memanggilnya. Dia hanya sampai pada tahap interview. Padahal dirinya sangat menginginkan bekerja di stasiun televisi, Keinginan yang kuat bekerja sebagai seorang broadcaster membuatnya harus kembali meletakan berkas lamaran pekerjaan di TV lokal dan kali ini sama sekali tidak ada panggilan interview. Tak sampai disini saja perjuangan Bramandika untuk menggapai impiannya, dia kembali melamar pekerjaan sebagai seorang Broadcaster di televisi maskapai penerbangan yang ada di Jakarta. Akan tetapi, lagi-lagi impiannya urung dipeluk.


Namanya bukan Bramandika kalau patah arang, dia terus berusaha mencari pekerjaan. Atas usul sahabatnya  Bramandika melamar kerja di salah satu perusahaan maskapai penerbangan sebagai tenaga lepas dan kali ini  dia diterima bekerja diperusahaan tersebut. Bramandika bekerja dengan semangat dan ulet dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang baik itu.
Meski tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, dia tetap bertanggungjawab dan mencintai pekerjaan. Sebab, dia sadar betul bahwa mencari pekerjaan di era ini tidak mudah dan sangat ketat persaingannya. Bekerja di maskapai penerbangan membuat Bramandika kaya akan ilmu, pengalaman dan relasi dia menjadikan setiap orang yang ditemui sebagai guru.

Sebagai sosok yang cerdik pria kelahiran Jakarta 20 November 1986 itu melihat ada celah peluang usaha yang masih berkaitan dengan dunia penerbangan. Bramandika berpikir selama ada penerbangan orang-orang pasti butuh jasa angkutan baik untuk sampai ke bandara maupun pulang kerumah masing-masing, maka itu dia membuka perusahaan jasa tour and travel yang bernama "Everybody Happy" bersama sahabatnya Norman sesama alumnus ATVI.

Setahun berjalan dia mengganti nama perusahaannya menjadi "Goldy Tour and Travel". Perusahaannya ini bergerak di bidang jasa travel haji dan umroh. Saat ini usaha yang dipimpinnya telah membuka gerai diberbagai kota seperti Surabaya, Semarang, Jogja, Solo, Pontianak, Palangkaraya, Makasar, Bengkulu, Lubuk Linggau, Medan, Tangerang, Garut dan Jakarta. Lambat laun, "Goldy Tour and Travel" berkembang menjadi sebuah perusahaan besar bernama PT Goldy Mulia Wisata.


Kuliah di Broadcast tetapi berwirausaha di bidang yang jasa tour and travel sesuatu yang benar-benar mengharuskan Bramandika belajar keras,  dia mengaku belajar dari nol terkait keterampilannya itu. "Saya belajar televisi tapi malah  berwirausaha jasa tour and travel, ya mungkin kedengarannya aneh dan tidak nyambung dengan apa yang saya pelajari semasa kuliah" tuturnya

"Tetapi bukan sama sekali kuliahnya gak bermanfaat, membuka jasa tour and travel membuat saya harus bertemu dengan banyak orang dan saya dituntut harus bisa berbicara dimuka umum, berbicara dengan konsumen, menilai dan menghargai orang, saya mendapatkan mata kuliah komunikasi di bangku kuliah dan artinya ilmu komunikasinya saya terpakai" katanya pula menambahkan. Sekecil apapun ilmu yang kita peroleh di bangku kuliah sangat bermanfaat.  "Saya bisa dibilang berhasil berwirausaha salah satunya karena keterampilan berkomunikasi. katanya.

Bulan Penghabisan

Juli... Bulan penghabisan Waktunya keluar dari zona nyaman Kembali mengembara Mengejar cita Mengolah pikir Memelihara sadar Memanusiakan di...