KAMPUS adalah ruang pembelajaran,
kita tidak hanya mendapat ilmu akademis tetapi juga ilmu tentang kehidupan. Di
ruang pembelajaran ini pula seseorang akan menemukan arah kehidupannya. Bangku
kuliah merupakan kawah candradimuka untuk membentuk diri menjadi apa yang
diinginkan di masa mendatang. Berbicara soal pilihan ruang belajar mari belajar
bersama dua orang alumnus Akademi Televisi Indonesia/ ATVI yang telah menemukan
pilihannya. Mereka meniti jalan suksesnya selepas belajar di jurusan
Broadcast,andalan kampus kita tercinta.
Dwi Arini
Broadcaster Handal
Wanita kelahiran Jakarta 5 Juli
1988 ini adalah alumnus ATVI angkatan ke 4, Dwi Arini adalah potret dari salah
satu alumnus terbaik yang sukses di dunia broadcast televisi. Bekerja sesuai
jurusan yang dipelajari di bangku kuliah tentu sangat menyenangkan. Ilmu yang
diperoleh bisa diterapkan saat duduk di
ruang kerja. Sebelumnya wanita yang hobi traveling ini bercita-cita menjadi
seorang reporter. Ketertarikannya pada dunia jurnalistik membuat dia harus
menolak masuk ke kampus negeri lewat jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) sesuai keinginan orangtuanya. Meski demikian, dia menjatuhkan pilihannya
pada kampus ATVI sebagai tempat menimba ilmu. Di bangku kuliah Dwi, karibnya
dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dan pandai. Hal ini pula yang membuatnya
lulus dengan predikat cumlaude.
Gayung bersambut, PT Indosiar
Visual Mandiri membuka lowongan pekerjaan bagi alumnus ATVI. Kesempatan ini
digunakan sebaik-baiknya oleh Dwi
bersama teman-teman satu angkatan dan kakak angkatan yang berjumalah 80
orang mendaftar di Indosiar. Saat itu Indosiar membutuhkan 14 tenaga dibagian
Production Assistant, Creative, Research and Development serta Talent. Setelah
melalui proses pemilihan yang cukup ketat Dwi lolos beserta 13 orang temannya,
Dwi mendapat jabatan sebagai Production Assistant. Mimpinya menjadi seorang
reporter tak kesampaian tetapi hal ini tidak membuatnya kecewa, Dwi sangat
menikmati pekerjaannya. "Bekerja di dunia broadcast adalah pengalaman yang
sangat menyenangkan, kita bisa bekerjasama dengan tim, menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi banyak orang adalah kebanggaan tersendiri" ungkapnya.
Semangat berkarya membawa Dwi
Arini pada kesuksesan karirnya. Pada usia yang relatif masih muda dia dipercaya
memegang jabatan sebagai Program Director di Indosiar terhitung mulai bulan Mei
2014.Dwi berharap esok akan ada alumnus
ATVI yang bisa mengikuti jejaknya berkarir di dunia broadcast seperti dirinya
terpenting jangan budayakan malas.
"Buat mahasiswa ATVI jangan malas berkarya, jangan malas bertanya
pada dosen, senior dan jangan malas mencoba sesuatu yang baru, untuk memperoleh
sesuatu diperlukan sebuah kerja keras," pesannya.
Bramandika
Sukses berwirausaha di usia muda
Mempunyai nama lengkap Bramandika
Syafran Sahabudin adalah alumnus Akademi Televisi Indonesia angkatan ketiga
yang sukses menjadi wirausahawan muda.
Berijazah broadcast televisi tidak mengharuskannya bekerja di stasiun televisi.
Meski dia sangat ingin menggapai cita-citanya semasa memilih kuliah di Akademi
Televisi Indonesia yang saat itu masih bernama Akademi Teknologi Komunikasi dan
Informasi.
Minat yang besar bekerja
dibelakang panggung membuatnya memilih kampus ATVI sebagai pilihan tempat menimba
ilmu dan menempa diri sebagai seorang broadcaster handal.Seperti mahasiswa pada
umumnya, Bramandika harus belajar dengan rajin di kampus, tentu dengan harapan
mendapatkan nilai akademis yang bagus
sehingga bisa membawanya bekerja sebagai seorang broadcaster handal seperti cita-citanya.
Lulus pada tahun 2008 Bramandika
mulai mengejar mimpinya dengan mencoba
melamar pekerjaan diberbagai stasiun televisi nasional. Namun nasib baik belum
berpihak kepadanya, tak satupun stasiun televisi memanggilnya. Dia hanya sampai
pada tahap interview. Padahal dirinya sangat menginginkan bekerja di stasiun
televisi, Keinginan yang kuat bekerja sebagai seorang broadcaster membuatnya
harus kembali meletakan berkas lamaran pekerjaan di TV lokal dan kali ini sama
sekali tidak ada panggilan interview. Tak sampai disini saja perjuangan
Bramandika untuk menggapai impiannya, dia kembali melamar pekerjaan sebagai
seorang Broadcaster di televisi maskapai penerbangan yang ada di Jakarta. Akan
tetapi, lagi-lagi impiannya urung dipeluk.
Namanya bukan Bramandika kalau
patah arang, dia terus berusaha mencari pekerjaan. Atas usul sahabatnya Bramandika melamar kerja di salah satu
perusahaan maskapai penerbangan sebagai tenaga lepas dan kali ini dia diterima bekerja diperusahaan tersebut.
Bramandika bekerja dengan semangat dan ulet dia tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan yang baik itu.
Meski tidak sesuai dengan
disiplin ilmunya, dia tetap bertanggungjawab dan mencintai pekerjaan. Sebab,
dia sadar betul bahwa mencari pekerjaan di era ini tidak mudah dan sangat ketat
persaingannya. Bekerja di maskapai penerbangan membuat Bramandika kaya akan
ilmu, pengalaman dan relasi dia menjadikan setiap orang yang ditemui sebagai
guru.
Sebagai sosok yang cerdik pria
kelahiran Jakarta 20 November 1986 itu melihat ada celah peluang usaha yang
masih berkaitan dengan dunia penerbangan. Bramandika berpikir selama ada
penerbangan orang-orang pasti butuh jasa angkutan baik untuk sampai ke bandara
maupun pulang kerumah masing-masing, maka itu dia membuka perusahaan jasa tour
and travel yang bernama "Everybody Happy" bersama sahabatnya Norman
sesama alumnus ATVI.
Setahun berjalan dia mengganti
nama perusahaannya menjadi "Goldy Tour and Travel". Perusahaannya ini
bergerak di bidang jasa travel haji dan umroh. Saat ini usaha yang dipimpinnya
telah membuka gerai diberbagai kota seperti Surabaya, Semarang, Jogja, Solo,
Pontianak, Palangkaraya, Makasar, Bengkulu, Lubuk Linggau, Medan, Tangerang,
Garut dan Jakarta. Lambat laun, "Goldy Tour and Travel" berkembang menjadi
sebuah perusahaan besar bernama PT Goldy Mulia Wisata.
Kuliah di Broadcast tetapi
berwirausaha di bidang yang jasa tour and travel sesuatu yang benar-benar
mengharuskan Bramandika belajar keras, dia
mengaku belajar dari nol terkait keterampilannya itu. "Saya belajar
televisi tapi malah berwirausaha jasa
tour and travel, ya mungkin kedengarannya aneh dan tidak nyambung dengan apa
yang saya pelajari semasa kuliah" tuturnya
"Tetapi bukan sama sekali
kuliahnya gak bermanfaat, membuka jasa tour and travel membuat saya harus
bertemu dengan banyak orang dan saya dituntut harus bisa berbicara dimuka umum,
berbicara dengan konsumen, menilai dan menghargai orang, saya mendapatkan mata
kuliah komunikasi di bangku kuliah dan artinya ilmu komunikasinya saya
terpakai" katanya pula menambahkan. Sekecil apapun ilmu yang kita peroleh
di bangku kuliah sangat bermanfaat. "Saya
bisa dibilang berhasil berwirausaha salah satunya karena keterampilan
berkomunikasi. katanya.