Televisi bukan lagi barang langka bagi
masyarakat desa yang kita semua tahu didalamnya menayangkan berbagai acara yang
dapat memberikan hiburan kepada masyarakat Seperti sinetron, berita, komedi, film,
kuis, reality
show, dan
lain-lain. Dari tayangan-tayangan tersebut yang paling banyak ditonton oleh masyarakat desa adalah sinetron dan berita. Sinetron ditonton pada malam hari dan berita di pagi hari. Para penggemar sinetron terutama warga masyarakat desa merasa
terhibur dan puas dengan sinetron yang ditayangan hampir setiap hari . Sinetron
bagi warga desa adalah satu-satunya hiburan yang bisa di akses dengan mudah dan
murah. Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan, rebutan
harta, rebutan anak, mertua jahat dan anak durhaka.
Sinetron remaja yang bertemakan
percintaan berisi cerita cinta yang terjadi di masa remaja. Namun sungguh
disayangkan karena cerita cinta dalam sinetron lebih banyak berisikan perselingkuhan,
kebebasan hidup, narkoba, penindasan dan kekerasan remaja. Masalah ini tentunya
akan memiliki dampak negatif terhadap perkembangan kehidupan remaja.
Masa remaja adalah masa pencarian jati
diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat
ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron
tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut Jika
tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah
jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.
Pada kenyataannya, sekarang ini banyak
remaja desa menirukan gaya hidup seperti dalam sinetron. Seperti model pakaian
yang dikenakan dan gaya hidup yang identik dengan kemewahan dan kosumerisme.
Bahkan dengan tayangan sinetron yang mengandung unsur kekerasan telah mengubah
sikap remaja desa menjadi anarkis. Banyak remaja desa sekarang ini bersikap cuek dan tidak peduli dengan keadaan di
sekitarnya. sering mendengar anak-anak SD yang sedang
berkerumun di halaman sekolah saat jam istirahat tengah asyik masyuk
menceritakan seorang tokoh pemain sinetron lengkap dengan adegannya yang ia
tonton semalam. Begitu hafalnya mereka terhadap sinetron namun sulit untuk
menghafal materi pelajaran. Dampak sinetron juga telah membuat para penyelenggara
negara menjadi pintar akting di depan publik melalui politik. Dimana janji-janji
di lontarkan,dimana sumpah serapah jabatan di ingkari sendiri.
Setelah sinetron yang tidak mendidik ada
juga berita yang sebagian besar berisi
berita kriminal .Pelecehan seksual anak, perampokan, pencurian, gantung
diri, korupsi ,politik dll. Lalu manfaat apa yang bisa diperoleh oleh
masyarakat desa sebagai penonton ? apa yang bisa diteladani dari berita semacam
ini? Sangat jarang dijumpai berita remaja yang berprestasi, kalau sekedar
menang olimpiade matematika satu dua kali pernah melihat. Tapi itu tidak
menginspirasi karena pada dasarnya kami masyarakat desa tidak memakai rumus-rumus matematika
sehari-harinya. Menanam cincau tidak perlu rumus persamaan kuadrat, deret
aritmatika, geometri dkk...berita korupsi yang menjerat para pejabat negara
tampak dijadikan teladan oleh pemimpin kita, sebagai contoh di Kabupaten Purbalingga ada
kasus penunggakan raskin sebesar 285 juta rupiah yang salah satunya di akibatkan oleh
oknum satgas atau perangkat desa dimana uang pembelian raskin dari warga dipakai dahulu untuk keperluan pribadi,baru kemudian disetorkan mendekati batas waktu pelunasan. Ini baru raskin yang terekspose belum yang lainnya....
Republik ini bukan republik sinetron!